18 Februari 2011

Kisah Anak Penjual Susu

Ceritanya, ada seorang anak yang memiliki cita-cita tinggi. Ia berjuang keras agar bisa sekolah dan meraih cita-citanya itu.

Anak ini berasal dari keluarga tidak mampu. Untuk membiayai sekolahnya, setiap hari ia harus membantu orang tuanya menjual susu sepulang sekolah. Susu yang di dapat dari agen, dia jual langsung kepada konsumen secara eceran dalam botol.

Perjuangannya tidak ringan. Makan sehari sekali sudah sering ia alami. Bahkan, kadang susu yang dijualnya tidak laku satu pun. Banyak orang yang sudah meninggalkan penjual susu keliling dan beralih menggunakan susu bubuk yang mereka seduh sendiri.

Suatu hari, orang tuanya sakit sehingga tak dapat bekerja. Kondisi keuangan orang tuanya juga sangat kritis bahkan hampir minus. Anak tersebut harus berjuang untuk dapat membeli makan pada hari itu.

Namun, nasib baik tak kunjung datang padanya. Dari rumah ke rumah ia datangi, dari pintu ke pintu ia ketuk, belum satu pun orang yang membeli susu nya.

Sampai hari mulai petang anak ini belum makan apa pun. Sebenarnya ada keinginan kuat untuk membuka satu botol susu dagangannya dan meminumnya. Namun niat itu selalu di urungkannya.

Apabila hal itu ia lakukan, ia tak akan memberi setoran pada agen. Selain itu, esok ia tak akan dapat setoran susu lagi sehingga ia tak bias jualan.

Maka, di tahannya lapar dan lelah itu hingga malam tiba. Ia terduduk lemas di depan sebuah rumah. Dia hampir tertidur karena saking lelahnya.

Tiba-tiba ibu pemilik rumah itu keluar rumah. Melihat seorang anak yang duduk lemas bersandar tembok terasnya, Ibu itu menghampiri lalu menanyakan keadaan anak itu.

Anak itu diam tidak menjawab, dia hanya menawarkan susunya barangkali ibu ini mau membeli. Namun ibu pemilik rumah itu paham akan keadaan anak tersebut dan menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu ke rumahnya.

Setelah di dalam rumah, Ibu itu malah menyuguhi anak itu dengan segelas susu hangat. Betapa bahagianya anak tersebut melihat ada orang yang begitu dermawan dan memiliki belas kasihan padanya. Sampai kapan pun ia tak akan melupakan jasa seorang ibu janda yang rupanya memiliki peternakan sapi perah itu.

- – -

Setelah sekitar 7 tahun berlalu, Ibu yang menolong anak tersebut jatuh sakit. Sakitnya semakin parah hingga harus berobat dengan biaya mahal dan menjual seluruh aset peternakan yang dimilikinya.

Saat kondisi keuangan ibu ini semakin kritis, saat pengobatannya sudah selesai. Pihak rumah sakit menyerahkan tagihan administrasi.

Entah dari mana dan bagaimana Ibu itu akan membayar tagihan pengobatan yang ternyata mencapai Puluhan Juta Rupiah itu. Namun, di dalam tagihan itu ada secarik kertas kwitansi yang bertuliskan: “Sudah Lunas dengan Segelas Susu”

Ternyata anak penjual susu tadi menjadi Direktur Utama di Rumah Sakit tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar